DIALOG YANG TERJADI ANTARA SYEKH SITI JENAR, KALIJAGA, BONANG DAN KUDUS.
Pada saat Kalijaga, Bonang dan Kudus bertemu terjadi adu argumen yang alot berikut ini kutipannya:
Syekh Siti Jenar bertanya : Dimana tempatnya Tuhan ?
Kalijaga menjawab : Di Masjid,
Sedangkan Bonang menjawab : Di Ka’bah,
Kudus menjawab : Di Al Quran,
Mendengar jawaban tersebut Syekh Siti Jenar, berkata : Kamu itu wali tapi tidak tahu akan Tuhan, berkoar-koar tanpa ada batasnya bicara Tuhan tanpa mengenal sama sekali, sama juga dengan orang bodoh dan berlagak pintar.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar apakah kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu melihat dengan kesucian maka kamu akan melihat Allah dan aku.
Bonang bertanya : Hai Allah apakah kamu Jenar ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu bertanya dengan kesucianmu, maka kamu akan melihat Allah dan aku.
Kudus bertanya : Hai, dimana Allah dan Jenar ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jenar dan Allah tidak ada.
Maka, Bonang, Kalijaga dan Kudus terkejut dengan jawaban Syekh Siti Jenar.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar siapa kamu ini ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga, janganlah melihat wadah yang kotor ini, lihatlah dengan kesucianmu, maka kamu akan tahu siapa aku ini.
Bonang bertanya : Hai Jenar dimana Allahmu ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Bonang, aku heran dengan dirimu ini, mengaku sebagai utusan Allah, tidak tahu akan Allah, Bonang bertobatlah dan jangan menjadi seorang penipu !
Syekh Siti Jenar juga menjawab : Bonang lihat dan dengarkan, Allahku ada dalam diriku, tidak jauh dari nadiku.
Kudus bertanya : Jenar kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kudus, sungguh bodoh kamu ini, bertanya tidak tahu apa yang ditanyakan, hai kamu semua !! dengarkan, Allah ada dalam diriku, jika kamu melihat dengan kesucianmu, maka kamu akan melihat Allah.
Kalijaga bertanya : Jenar kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga, aku merasa kasihan denganmu, berlagak menjadi orang yang suci, tapi tingkah polahmu melebihi binatang, memalukan kau Kalijaga!
Syekh Siti Jenar juga menjawab : Diriku ada didalam Allah, dan kamu semua wali majenun sungguh membuat malu saja.
Maka Bonang, Kalijaga dan Kudus berdiri, Syekh Siti Jenar ditendang oleh Kudus dan terjungkal.
Bonang berkata : Jenar kamu itu gila, lebih baik mati saja !
Bonang, Kalijaga dan Kudus menghunus senjatanya masing-masing. Kalijaga menghunuskan kerisnya dan ditancapkan ke tubuh Syekh Siti Jenar, tapi yang keluar bukan darah, akan tetapi bau harum yang sangat menyengat.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati maka bertanyalah kepada Allah,
Kudus menghunuskan mata tombaknya, dan ditancapkan ke tubuh Skyeh Siti Jenar, tapi yang keluar bukan darah, akan tetapi bau harum yang menyengat.
Kudus bertanya : Hai Allah kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati, maka bertanyalah kepada Jenar.
Mendengar jawaban itu, Bonang murka dan menghunuskan pedangnya dan dihantamkan ke kepala Syekh Siti Jenar, tapi lagi-lagi yang keluar bukan darah tetapi bau harum yang menyengat.
Bonang bertanya : Hai Allah dan Jenar kenapa kamu tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati, bawalah kesini Jenar dan Allah.
Melihat Syekh Siti Jenar tidak mati oleh hujaman senjata Bonang, Kalijaga dan Kudus, maka ketiga wali tersebut mundur beberapa langkah ke belakang, melihat itu Syekh Siti Jenar tersenyum.
Bonang bertanya : Hai Jenar kenapa kamu tidak mati ? ilmu sihir apa yang kau pakai ?
Syekh Siti Jenar menjawab dengan tenang : Bonang, kamu itu sudah bau tanah, tetapi masih percaya akan sihir, sungguh sangat memalukan, kamu diberi karunia mata tetapi malah kamu butakan sendiri !
Kalijaga bertanya : Hai Jenar apa kamu takut mati ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga dengarkan baik-baik, aku tidak takut mati, mati buatku adalah karunia dan kenikmatan yang luar biasa, lebih nikmat dari senggama, lebih nikmat dari apapun di dunia ini.
Kudus bertanya : Jenar kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika Allah menghendaki aku mati, maka aku akan mati, jika Allah tidak menghendaki, maka aku tidak akan mati.
Maka ketiga wali tersebut pulang dan melaporkan kejadian terebut ke Raden Patah.
DIALOG ANTARA SYEKH SITI JENAR, PATAH DAN WALISONGO
Mendengar jawaban itu Kalijaga, Bonang dan Kudus kembali ke Demak dan melaporkan kejadian tersebut. Mendengar cerita tersebut Raden Patah murka dan berangkat ke Pengging ke tempat Syekh Siti Jenar berada, beserta walisongo dan 6000 pasukan kerajaan. Setelah sampai disana terjadi dialog seperti ini : Syekh Siti Jenar menyambut rombongan dengan tenang. Raden Patah dengan arogan menendang pintu rumah Kebo Kenongo, para wali segera mengepung Syekh Siti Jenar.
Raden Patah berkata : Hai Jenar, seberapa kuat kesaktianmu ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Setinggi Gunung dan sedalam Lautan semua yang punya hanya Tuhan dengan ijinnya.
Syekh Siti Jenar bertanya : Hai Patah, seberapa besar kekuasaanmu ?
Dijawab Patah dengan sombongnya bahwa : kekuasaannya sampai ribuan negeri seberang, karena kekuatannya.
Maulana Mahribi ikut menjawab bahwa : kekuasaan Raden Patah karena nama dan kesaktian para wali.
Syekh Siti Jenar berkata : Kamu semua rombongan orang bodoh yang hanya bisa menipu atas nama Tuhan, tapi tak mengenal Tuhan,
Saya jawab (SSJ) : kekuasaan itu sebatas kelingking jari, dan sebesar biji kacang yang mempuyai makna, manusia tiada kuasa atas apa yang ada didunia, semua hanya titipan bukan hak milik, manusia hanya mempuyai kuasa kecil atas dirinya sendiri.
Syekh Siti Jenar juga berkata : Sungguh malang nasibmu Patah dan walisongo, diberi kesempatan jadi manusia tapi tidak mengerti Tuhannya, lebih baik jangan menjadi manusia jadilah hewan saja!
Syekh Siti Jenar juga berkata dengan lantang :
Hai kamu semua yang disebut walisongo, apa makna nama wali ?
Mahribi menjawab : Wali itu utusan Tuhan,
Kalijaga menjawab : Wali itu nabi,
Kudus dan Bonang menjawab : Wali itu ahli Tuhan,
Syekh Siti Jenar menjawab : Hai kamu semua adalah penipu, lebih hina dari hewan karena kamu menipu dengan nama Tuhan, dosa kamu semua terlalu besar, sampai-sampai dunia tidak kuat menahan dosamu semua, wali itu orang bodoh yang tidak tahu apa-apa soal Tuhan, berkata lantang tanpa dosa sebagai utusan, wali itu majenun !
Mendengar jawaban tersebut Patah dan walisongo menghunuskan senjata pusaka masing-masing dan ditancapkan ke tubuh SSJ.
DIALOG SYEKH SITI JENAR SEBELUM WAFAT (MUKSA).
Sebelum wafat (muksa) terjadi dialog antara SSJ dengan Kalijaga, Kudus, Bonang, Muria
Kalian ingin aku mati, silahkan kalau mau, coba kamu wali majenun membunuhku !
Walau dihujam berbagai senjata bertubi-tubi Syekh Siti Jenar tetap tenang dan tidak merasakan sakit, malah mengeluarkan bau harum. Setelah Patah dan walisongo menyandera penduduk Pengging yang yang berjumlah 300 orang, maka Syekh Siti Jenar berkata :
Hai Patah !
Hai wali majenun ! kalian lihat cara aku mati,
Aku tidak takut mati, mati itu adalah kenikmatan yang luar biasa, mati itu sebuah anugrah Tuhan yang istimewa, lebih nikmat dari senggama, lebih nikmat dari apapun di dunia.
Pada saat Kalijaga, Bonang dan Kudus bertemu terjadi adu argumen yang alot berikut ini kutipannya:
Syekh Siti Jenar bertanya : Dimana tempatnya Tuhan ?
Kalijaga menjawab : Di Masjid,
Sedangkan Bonang menjawab : Di Ka’bah,
Kudus menjawab : Di Al Quran,
Mendengar jawaban tersebut Syekh Siti Jenar, berkata : Kamu itu wali tapi tidak tahu akan Tuhan, berkoar-koar tanpa ada batasnya bicara Tuhan tanpa mengenal sama sekali, sama juga dengan orang bodoh dan berlagak pintar.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar apakah kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu melihat dengan kesucian maka kamu akan melihat Allah dan aku.
Bonang bertanya : Hai Allah apakah kamu Jenar ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu bertanya dengan kesucianmu, maka kamu akan melihat Allah dan aku.
Kudus bertanya : Hai, dimana Allah dan Jenar ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Jenar dan Allah tidak ada.
Maka, Bonang, Kalijaga dan Kudus terkejut dengan jawaban Syekh Siti Jenar.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar siapa kamu ini ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga, janganlah melihat wadah yang kotor ini, lihatlah dengan kesucianmu, maka kamu akan tahu siapa aku ini.
Bonang bertanya : Hai Jenar dimana Allahmu ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Bonang, aku heran dengan dirimu ini, mengaku sebagai utusan Allah, tidak tahu akan Allah, Bonang bertobatlah dan jangan menjadi seorang penipu !
Syekh Siti Jenar juga menjawab : Bonang lihat dan dengarkan, Allahku ada dalam diriku, tidak jauh dari nadiku.
Kudus bertanya : Jenar kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kudus, sungguh bodoh kamu ini, bertanya tidak tahu apa yang ditanyakan, hai kamu semua !! dengarkan, Allah ada dalam diriku, jika kamu melihat dengan kesucianmu, maka kamu akan melihat Allah.
Kalijaga bertanya : Jenar kamu Allah ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga, aku merasa kasihan denganmu, berlagak menjadi orang yang suci, tapi tingkah polahmu melebihi binatang, memalukan kau Kalijaga!
Syekh Siti Jenar juga menjawab : Diriku ada didalam Allah, dan kamu semua wali majenun sungguh membuat malu saja.
Maka Bonang, Kalijaga dan Kudus berdiri, Syekh Siti Jenar ditendang oleh Kudus dan terjungkal.
Bonang berkata : Jenar kamu itu gila, lebih baik mati saja !
Bonang, Kalijaga dan Kudus menghunus senjatanya masing-masing. Kalijaga menghunuskan kerisnya dan ditancapkan ke tubuh Syekh Siti Jenar, tapi yang keluar bukan darah, akan tetapi bau harum yang sangat menyengat.
Kalijaga bertanya : Hai Jenar kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati maka bertanyalah kepada Allah,
Kudus menghunuskan mata tombaknya, dan ditancapkan ke tubuh Skyeh Siti Jenar, tapi yang keluar bukan darah, akan tetapi bau harum yang menyengat.
Kudus bertanya : Hai Allah kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati, maka bertanyalah kepada Jenar.
Mendengar jawaban itu, Bonang murka dan menghunuskan pedangnya dan dihantamkan ke kepala Syekh Siti Jenar, tapi lagi-lagi yang keluar bukan darah tetapi bau harum yang menyengat.
Bonang bertanya : Hai Allah dan Jenar kenapa kamu tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika kamu ingin aku mati, bawalah kesini Jenar dan Allah.
Melihat Syekh Siti Jenar tidak mati oleh hujaman senjata Bonang, Kalijaga dan Kudus, maka ketiga wali tersebut mundur beberapa langkah ke belakang, melihat itu Syekh Siti Jenar tersenyum.
Bonang bertanya : Hai Jenar kenapa kamu tidak mati ? ilmu sihir apa yang kau pakai ?
Syekh Siti Jenar menjawab dengan tenang : Bonang, kamu itu sudah bau tanah, tetapi masih percaya akan sihir, sungguh sangat memalukan, kamu diberi karunia mata tetapi malah kamu butakan sendiri !
Kalijaga bertanya : Hai Jenar apa kamu takut mati ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Kalijaga dengarkan baik-baik, aku tidak takut mati, mati buatku adalah karunia dan kenikmatan yang luar biasa, lebih nikmat dari senggama, lebih nikmat dari apapun di dunia ini.
Kudus bertanya : Jenar kenapa tidak mati !
Syekh Siti Jenar menjawab : Jika Allah menghendaki aku mati, maka aku akan mati, jika Allah tidak menghendaki, maka aku tidak akan mati.
Maka ketiga wali tersebut pulang dan melaporkan kejadian terebut ke Raden Patah.
DIALOG ANTARA SYEKH SITI JENAR, PATAH DAN WALISONGO
Mendengar jawaban itu Kalijaga, Bonang dan Kudus kembali ke Demak dan melaporkan kejadian tersebut. Mendengar cerita tersebut Raden Patah murka dan berangkat ke Pengging ke tempat Syekh Siti Jenar berada, beserta walisongo dan 6000 pasukan kerajaan. Setelah sampai disana terjadi dialog seperti ini : Syekh Siti Jenar menyambut rombongan dengan tenang. Raden Patah dengan arogan menendang pintu rumah Kebo Kenongo, para wali segera mengepung Syekh Siti Jenar.
Raden Patah berkata : Hai Jenar, seberapa kuat kesaktianmu ?
Syekh Siti Jenar menjawab : Setinggi Gunung dan sedalam Lautan semua yang punya hanya Tuhan dengan ijinnya.
Syekh Siti Jenar bertanya : Hai Patah, seberapa besar kekuasaanmu ?
Dijawab Patah dengan sombongnya bahwa : kekuasaannya sampai ribuan negeri seberang, karena kekuatannya.
Maulana Mahribi ikut menjawab bahwa : kekuasaan Raden Patah karena nama dan kesaktian para wali.
Syekh Siti Jenar berkata : Kamu semua rombongan orang bodoh yang hanya bisa menipu atas nama Tuhan, tapi tak mengenal Tuhan,
Saya jawab (SSJ) : kekuasaan itu sebatas kelingking jari, dan sebesar biji kacang yang mempuyai makna, manusia tiada kuasa atas apa yang ada didunia, semua hanya titipan bukan hak milik, manusia hanya mempuyai kuasa kecil atas dirinya sendiri.
Syekh Siti Jenar juga berkata : Sungguh malang nasibmu Patah dan walisongo, diberi kesempatan jadi manusia tapi tidak mengerti Tuhannya, lebih baik jangan menjadi manusia jadilah hewan saja!
Syekh Siti Jenar juga berkata dengan lantang :
Hai kamu semua yang disebut walisongo, apa makna nama wali ?
Mahribi menjawab : Wali itu utusan Tuhan,
Kalijaga menjawab : Wali itu nabi,
Kudus dan Bonang menjawab : Wali itu ahli Tuhan,
Syekh Siti Jenar menjawab : Hai kamu semua adalah penipu, lebih hina dari hewan karena kamu menipu dengan nama Tuhan, dosa kamu semua terlalu besar, sampai-sampai dunia tidak kuat menahan dosamu semua, wali itu orang bodoh yang tidak tahu apa-apa soal Tuhan, berkata lantang tanpa dosa sebagai utusan, wali itu majenun !
Mendengar jawaban tersebut Patah dan walisongo menghunuskan senjata pusaka masing-masing dan ditancapkan ke tubuh SSJ.
DIALOG SYEKH SITI JENAR SEBELUM WAFAT (MUKSA).
Sebelum wafat (muksa) terjadi dialog antara SSJ dengan Kalijaga, Kudus, Bonang, Muria
Kalian ingin aku mati, silahkan kalau mau, coba kamu wali majenun membunuhku !
Walau dihujam berbagai senjata bertubi-tubi Syekh Siti Jenar tetap tenang dan tidak merasakan sakit, malah mengeluarkan bau harum. Setelah Patah dan walisongo menyandera penduduk Pengging yang yang berjumlah 300 orang, maka Syekh Siti Jenar berkata :
Hai Patah !
Hai wali majenun ! kalian lihat cara aku mati,
Aku tidak takut mati, mati itu adalah kenikmatan yang luar biasa, mati itu sebuah anugrah Tuhan yang istimewa, lebih nikmat dari senggama, lebih nikmat dari apapun di dunia.
![]() |
Tempat
muksa Syekh Siti Jenar
Maka Syekh Siti Jenar menutup nafas yang sejati, dia menutup nafas hidung, menutup telinga, menutup mata dan terakhir menutup rasa, maka munculah sinar berkilauan berbentuk bundar menebar bau harum yang menyengat, jasad Syekh Siti Jenar menghilang, bumi bergetar, siang menjadi malam dan semua hewan bersuara bersautan.
Setelah tahu Kudus secara licik mencium mulut Syekh Siti Jenar agar dia bisa ikut muksa, tetapi tidak bisa karena tidak mendapat ijin dari Tuhan. Dan Kudus setelah kejadian tersebut menjadi terganggu mentalnya, dan sengsara karena terkena wabah penyakit sampai ajalnya. Sedangkan para wali lainya menderita, saling curiga dan pamer kekuasaan berlagak seperti raja memerintah sesuka hati. Patah menerima karmanya dia sempat dicoba dibunuh oleh anaknya, senopatinya, dan terjadinya pemberontakan juga perang saudara (alasan terjadinya pemberontakan para senopati Patah ada di bawah).
Rakyatnya sudah tidak mempercayai kerajaan Demak, terjadi wabah peyakit dan kesengsaraan tersebar dimana-mana. Walisongo sudah tidak peduli karna sudah hidup enak. Patah merasa dikhianati dia makan hati sampai sakit dan menemui ajalnya.
PESAN SYEKH SITI JENAR KEPADA PATAH
Sebelum Syekh Siti Jenar wafat sempat berujar kepada Raden Patah.
Hei Patah ! disaat bulan purnama pertama, ya disitulah akan dimulainya loh woh’ing pati, yang mempunyai arti apa yang sudah terjadi adalah dari hasil perbuatan sendiri.
Hei Patah ! ingatlah akan Tuhanmu jangan pura-pura mengenal, besar dosamu akan menjemput.
Hei Patah ! bercerminlah di air yang bening, jangan hanya meminum air yang beracun, memalukan leluhurmu.
KITAB KASAMPURNAN MANUNGGALING KAWULA GUSTI
SJ mempunyai kitab ilmu Kasampurnan yang diberi nama Manunggaling Kawula Gusti yang mempunyai arti, jika kita sedang beribadah atau sedang berdoa menghadap Allah harus bersih secara jiwa raga, jika sudah bersih jiwa raga harus mempunyai perasaan yang pasrah, berserah diri dan memohon ampun, baru mendapatkan ijin untuk berdoa secara tulus dan iklas. Disaat kita sowan akan terpancar nur cuci sejati menyelimuti jiwa dan raga, yang tegak lurus tepat diatas kepala. Dan diri kita yang suci akan terlepas menuju nirwana, menghadap Tuhan.
Dalam ajaran SSJ ada 9 tingkatan ilmu Kasampurnan yang terkenal dengan ajaran Manunggaling kawula Gusti atau secara umum disebut ajaran makrifat. Berikut ajarannya :
Ilmu Kasampurnan / Manunggaling Kawula Gusti
TINGKAT 1.
NGESTI SEJATINE SUCI. Ada 9 pupuh suci
TINGKAT 2.
PANCERING SUCI ada 5 pupuh kadang
TINGKAT 3.
SOWAN SEJATINE SUCI ada 9 pupuh puputan
TINGKAT 4.
JALMO SUCI ada 9 pupuh werdi
TINGKAT 5.
CIPTO SUCI ada 7 pupuh cahyo suci
TINGKAT 6.
NGESTI SUCI ada 5 pupuh werdi
TINGKAT 7.
PANGUASA SUCI ada 9 pupuh cipto tomo
TINGKAT 8.
CAHYO SUCI ada 7 pupuh sowan suci
TINGKAT 9.
KASAMPURNAN ada 9 pupuh sejati.
Setelah peristiwa tersebut Kadilangu ditempati oleh Kalijaga, dikarenakan:
Kalijaga merasa berdosa besar setelah peristiwa tersebut, maka dia memakai wulung hitam dan pakaian hitam, serta berpakaian mirip Syekh Siti Jenar, dan wulung yang dipakai adalah bekas wulung Syekh Siti Jenar.
Semasa hidupnya dia belajar kutipan kutipan atau sempalan dari ilmu Syekh Siti Jenar, tapi sampai ajal menjemput, dia tidak mendapatkan wahyu ilmu tersebut.
Karena muksanya Syekh Siti Jenar di Kadilangu, setelah peristiwa tersebut, Kalijaga ingin agar saat ajalnya tiba, dapat muksa atau hilang, tapi keyataannya sebaliknya.
Sampai sekarang masyarakat tahunya bahwa Kadilangu hanya sebagai masjid dan makamnya Kalijaga saja.
MURID SYEKH SITI JENAR
Kebo Kenongo meninggal di Pengging.
Kebo Kertotomo meninggal bersama 300 penduduk Pengging di Kadilangu.
Pati Suryo meninggal bersama 300 penduduk Pengging di Kadilangu.
Jogonoyo atau Syekh Imam Maribi dimakamkan di Pajang.
Kejadian yang menyebabkan para senopati berontak dan perang saudara
Berikut kejadiannya : Brawijaya ke V pada saat itu dikejar oleh Patah dan pasukannya dan sampai di lereng gunung Lawu. Patah adalah salah satu anak dari Brawijaya V yang memaksa untuk masuk agama Islam, dengan harapan para wali dan Patah, kalau Brawijaya V masuk Islam maka seluruh pengikutnya akan masuk islam, tetapi Brawijaya V menolak dan mengalah menyingkir ke gunung Lawu.
Sesampainya di kaki gunung Lawu Brawijaya V bersemedi nunggal Gusti untuk memohon kepada Allah SWT dan akhirnya muksa di Sendang Panguripan, yaitu salah satu sendang di gunung Lawu. Brawijaya V muksa masuk ke alam ghaib dan dipercaya sebagai penguwasa gunung Lawu. Itu semua terjadi karena Brawijaya V dikejar Patah, wali songo dan pasukannya sampai di gunung Lawu dan membakarnya, agar Brawijaya dan 15 orang pengikutnya turun dari gunung Lawu. Api melalap seluruh pohon dan semak belukar, hingga akhirnya api sampai di tempat Brawijaya V. Brawijaya V dan pengikutnya berlari menghindar amukan api terjebak di Sendang Panguripan. Karena terjebak api di Sendang Panguripan, Brawijaya V memohon pertolongan kepada Allah dengan cara bersemedi nunggal Gusti, dan oleh yang maha Kuasa Brawijaya V dan pengikutnya muksa masuk ke alam ghaib, dan terhindar dari api yang melalap habis tempat tersebut.
Patah, wali songo dan pasukan kerajaan menunggu di bawah dengan senjata lengkap menunggu munculnya Brawijaya V dan pengikutnya. Setelah api padam mereka naik dan mencari Brawijaya V serta pengikutnya sampai di Sendang Panguripan. Sesampainya di Sendang Panguripan tiba tiba muncul angin puting beliung yang sangat dahsyat, dan terdengar suara yang menggelegar :
Hai Patah !! kamu anak yang durhaka ! Sungguh besar dosamu kepadaku, ingatlah kamu, inilah salah satu dosamu yang paling besar! cepat atau lambat kamu akan menerima akibatnya, mulai hari ini kamu bukanlah anak turunku, Patah !!
Setelah itu terdengar lagi suara yang menggelegar :
Setelah itu angin puting beliung menghilang dan suasana kembali tenang. Mengalami peristiwa tersebut, Patah, walisongo dan prajurit kerajaan bergetar hatinya dan merasa ciut nyalinya, sebagian prajuritnya kocar kacir karena ketakutan. Kemudian patah dan rombongan segera bergegas turun dari gunung Lawu. Sesampainya di kaki gunung Lawu hanya tersisa pasukan 200 prajurit,yang 3000 orang hilang. Dalam perjalanan pulang ke Demak Patah dan walisongo menyebarkan berita bahwa Brawijaya V telah masuk Islam dan muksa di gunung Lawu dan ganti nama menjadi Sunan Lawu. Sesampainya di Demak di salah satu desa seluruh sisa prajurit yang tinggal 200 orang yang mengetahui peristiwa tersebut dibunuh semua, karena takut nantinya membocorkan kejadian itu. Dan peristiwa inilah yang memicu pemberontakan dan perang saudara di Demak. Hai wali songo !! Kamu adalah sekumpulan orang berdosa, kamu semua hanya sekumpulan tukang sihir ! menipu kesana kemari tanpa takut dosa ! Mulai hari ini, besok anak turunmu yang datang kemari, tidak akan kembali dalam keadaan hidup ! karena dosamulah mereka mati ! (sampai sekarang sudah banyak sekali para santri yang hilang di gunung Lawu).
Perubahan yang terjadi setelah segel masjid kadilangu dibersihkan.
Tempat menjadi bersih lebih tenang untuk ibadah.
Jika dilihat dengan kasat mata tempatnya menjadi lebih terang walaupun tanpa adanya penerangan lampu.
Tercium harum wangi di dalam masjid kadilangu.
Air wudhu jika terasa di kulit terasa lebih segar.
Di sekitar tempat wudhu tercium bau harum yang berasal dari air.
PESAN-PESAN SYEKH SITI JENAR.
Percayalah kepada Allah yang ada di dalam dirimu, karena akan membimbingmu sampai ke Nirwana.
Hanya ada satu jalan menuju Nirwana yaitu dengan mempelajari ilmu Kasampurnan.
Jangan berkata soal Tuhan jika belum faham, mengerti dan tahu soal Tuhan.
Hanya dengan bersemedi/ meditasi/ nunggal Gusti dapat menemukan ketenangan yang hakiki.
Ratu Dyah Ayu Sari istri Syekh Siti Jenar
Seperti yang sudah ditulis bahwa istri SSJ meninggal dibunuh pada saat hamil tua, sedangkan setelah lahir diberi nama Imam Brehmani.
Kali ini penulis kembali menguak sejarah dari Ratu Dyah Ayu Sari istri dari SSJ.
Setelah tahu Kudus secara licik mencium mulut Syekh Siti Jenar agar dia bisa ikut muksa, tetapi tidak bisa karena tidak mendapat ijin dari Tuhan. Dan Kudus setelah kejadian tersebut menjadi terganggu mentalnya, dan sengsara karena terkena wabah penyakit sampai ajalnya. Sedangkan para wali lainya menderita, saling curiga dan pamer kekuasaan berlagak seperti raja memerintah sesuka hati. Patah menerima karmanya dia sempat dicoba dibunuh oleh anaknya, senopatinya, dan terjadinya pemberontakan juga perang saudara (alasan terjadinya pemberontakan para senopati Patah ada di bawah).
Rakyatnya sudah tidak mempercayai kerajaan Demak, terjadi wabah peyakit dan kesengsaraan tersebar dimana-mana. Walisongo sudah tidak peduli karna sudah hidup enak. Patah merasa dikhianati dia makan hati sampai sakit dan menemui ajalnya.
PESAN SYEKH SITI JENAR KEPADA PATAH
Sebelum Syekh Siti Jenar wafat sempat berujar kepada Raden Patah.
Hei Patah ! disaat bulan purnama pertama, ya disitulah akan dimulainya loh woh’ing pati, yang mempunyai arti apa yang sudah terjadi adalah dari hasil perbuatan sendiri.
Hei Patah ! ingatlah akan Tuhanmu jangan pura-pura mengenal, besar dosamu akan menjemput.
Hei Patah ! bercerminlah di air yang bening, jangan hanya meminum air yang beracun, memalukan leluhurmu.
KITAB KASAMPURNAN MANUNGGALING KAWULA GUSTI
SJ mempunyai kitab ilmu Kasampurnan yang diberi nama Manunggaling Kawula Gusti yang mempunyai arti, jika kita sedang beribadah atau sedang berdoa menghadap Allah harus bersih secara jiwa raga, jika sudah bersih jiwa raga harus mempunyai perasaan yang pasrah, berserah diri dan memohon ampun, baru mendapatkan ijin untuk berdoa secara tulus dan iklas. Disaat kita sowan akan terpancar nur cuci sejati menyelimuti jiwa dan raga, yang tegak lurus tepat diatas kepala. Dan diri kita yang suci akan terlepas menuju nirwana, menghadap Tuhan.
Dalam ajaran SSJ ada 9 tingkatan ilmu Kasampurnan yang terkenal dengan ajaran Manunggaling kawula Gusti atau secara umum disebut ajaran makrifat. Berikut ajarannya :
Ilmu Kasampurnan / Manunggaling Kawula Gusti
TINGKAT 1.
NGESTI SEJATINE SUCI. Ada 9 pupuh suci
TINGKAT 2.
PANCERING SUCI ada 5 pupuh kadang
TINGKAT 3.
SOWAN SEJATINE SUCI ada 9 pupuh puputan
TINGKAT 4.
JALMO SUCI ada 9 pupuh werdi
TINGKAT 5.
CIPTO SUCI ada 7 pupuh cahyo suci
TINGKAT 6.
NGESTI SUCI ada 5 pupuh werdi
TINGKAT 7.
PANGUASA SUCI ada 9 pupuh cipto tomo
TINGKAT 8.
CAHYO SUCI ada 7 pupuh sowan suci
TINGKAT 9.
KASAMPURNAN ada 9 pupuh sejati.
Setelah peristiwa tersebut Kadilangu ditempati oleh Kalijaga, dikarenakan:
Kalijaga merasa berdosa besar setelah peristiwa tersebut, maka dia memakai wulung hitam dan pakaian hitam, serta berpakaian mirip Syekh Siti Jenar, dan wulung yang dipakai adalah bekas wulung Syekh Siti Jenar.
Semasa hidupnya dia belajar kutipan kutipan atau sempalan dari ilmu Syekh Siti Jenar, tapi sampai ajal menjemput, dia tidak mendapatkan wahyu ilmu tersebut.
Karena muksanya Syekh Siti Jenar di Kadilangu, setelah peristiwa tersebut, Kalijaga ingin agar saat ajalnya tiba, dapat muksa atau hilang, tapi keyataannya sebaliknya.
Sampai sekarang masyarakat tahunya bahwa Kadilangu hanya sebagai masjid dan makamnya Kalijaga saja.
MURID SYEKH SITI JENAR
Kebo Kenongo meninggal di Pengging.
Kebo Kertotomo meninggal bersama 300 penduduk Pengging di Kadilangu.
Pati Suryo meninggal bersama 300 penduduk Pengging di Kadilangu.
Jogonoyo atau Syekh Imam Maribi dimakamkan di Pajang.
Kejadian yang menyebabkan para senopati berontak dan perang saudara
Berikut kejadiannya : Brawijaya ke V pada saat itu dikejar oleh Patah dan pasukannya dan sampai di lereng gunung Lawu. Patah adalah salah satu anak dari Brawijaya V yang memaksa untuk masuk agama Islam, dengan harapan para wali dan Patah, kalau Brawijaya V masuk Islam maka seluruh pengikutnya akan masuk islam, tetapi Brawijaya V menolak dan mengalah menyingkir ke gunung Lawu.
Sesampainya di kaki gunung Lawu Brawijaya V bersemedi nunggal Gusti untuk memohon kepada Allah SWT dan akhirnya muksa di Sendang Panguripan, yaitu salah satu sendang di gunung Lawu. Brawijaya V muksa masuk ke alam ghaib dan dipercaya sebagai penguwasa gunung Lawu. Itu semua terjadi karena Brawijaya V dikejar Patah, wali songo dan pasukannya sampai di gunung Lawu dan membakarnya, agar Brawijaya dan 15 orang pengikutnya turun dari gunung Lawu. Api melalap seluruh pohon dan semak belukar, hingga akhirnya api sampai di tempat Brawijaya V. Brawijaya V dan pengikutnya berlari menghindar amukan api terjebak di Sendang Panguripan. Karena terjebak api di Sendang Panguripan, Brawijaya V memohon pertolongan kepada Allah dengan cara bersemedi nunggal Gusti, dan oleh yang maha Kuasa Brawijaya V dan pengikutnya muksa masuk ke alam ghaib, dan terhindar dari api yang melalap habis tempat tersebut.
Patah, wali songo dan pasukan kerajaan menunggu di bawah dengan senjata lengkap menunggu munculnya Brawijaya V dan pengikutnya. Setelah api padam mereka naik dan mencari Brawijaya V serta pengikutnya sampai di Sendang Panguripan. Sesampainya di Sendang Panguripan tiba tiba muncul angin puting beliung yang sangat dahsyat, dan terdengar suara yang menggelegar :
Hai Patah !! kamu anak yang durhaka ! Sungguh besar dosamu kepadaku, ingatlah kamu, inilah salah satu dosamu yang paling besar! cepat atau lambat kamu akan menerima akibatnya, mulai hari ini kamu bukanlah anak turunku, Patah !!
Setelah itu terdengar lagi suara yang menggelegar :
Setelah itu angin puting beliung menghilang dan suasana kembali tenang. Mengalami peristiwa tersebut, Patah, walisongo dan prajurit kerajaan bergetar hatinya dan merasa ciut nyalinya, sebagian prajuritnya kocar kacir karena ketakutan. Kemudian patah dan rombongan segera bergegas turun dari gunung Lawu. Sesampainya di kaki gunung Lawu hanya tersisa pasukan 200 prajurit,yang 3000 orang hilang. Dalam perjalanan pulang ke Demak Patah dan walisongo menyebarkan berita bahwa Brawijaya V telah masuk Islam dan muksa di gunung Lawu dan ganti nama menjadi Sunan Lawu. Sesampainya di Demak di salah satu desa seluruh sisa prajurit yang tinggal 200 orang yang mengetahui peristiwa tersebut dibunuh semua, karena takut nantinya membocorkan kejadian itu. Dan peristiwa inilah yang memicu pemberontakan dan perang saudara di Demak. Hai wali songo !! Kamu adalah sekumpulan orang berdosa, kamu semua hanya sekumpulan tukang sihir ! menipu kesana kemari tanpa takut dosa ! Mulai hari ini, besok anak turunmu yang datang kemari, tidak akan kembali dalam keadaan hidup ! karena dosamulah mereka mati ! (sampai sekarang sudah banyak sekali para santri yang hilang di gunung Lawu).
Perubahan yang terjadi setelah segel masjid kadilangu dibersihkan.
Tempat menjadi bersih lebih tenang untuk ibadah.
Jika dilihat dengan kasat mata tempatnya menjadi lebih terang walaupun tanpa adanya penerangan lampu.
Tercium harum wangi di dalam masjid kadilangu.
Air wudhu jika terasa di kulit terasa lebih segar.
Di sekitar tempat wudhu tercium bau harum yang berasal dari air.
PESAN-PESAN SYEKH SITI JENAR.
Percayalah kepada Allah yang ada di dalam dirimu, karena akan membimbingmu sampai ke Nirwana.
Hanya ada satu jalan menuju Nirwana yaitu dengan mempelajari ilmu Kasampurnan.
Jangan berkata soal Tuhan jika belum faham, mengerti dan tahu soal Tuhan.
Hanya dengan bersemedi/ meditasi/ nunggal Gusti dapat menemukan ketenangan yang hakiki.
Ratu Dyah Ayu Sari istri Syekh Siti Jenar
Seperti yang sudah ditulis bahwa istri SSJ meninggal dibunuh pada saat hamil tua, sedangkan setelah lahir diberi nama Imam Brehmani.
Kali ini penulis kembali menguak sejarah dari Ratu Dyah Ayu Sari istri dari SSJ.

Dimulai dari makam Kebo Kenongo yang merupakan salah satu saksi kunci peristiwa di Pengging. Di dalam makam Kebo Kenongo di depan ada Gapura atau pintu masuk, jika dilihat dengan mata batin akan terlihat sinar putih yang membentuk segi empat. Di bawah sinar putih terdapat suatu benda yaitu tongkat yang dulunya dipakai oleh SSJ. Di dalam bangunan banyak dijumpai makam yang dulunya adalah rumah dari Kebo Kenongo.
Setelah itu penulis melanjutkan perjalanan ke sebelah selatan dari tempat Kebo Kenongo yang terdapat sebuah Sendang atau Mata Air, oleh masyarakat setempat disebut Sendang Planangan atau Mata Air Lelaki (karena lahirnya Imam Brehmani laki laki).
Setelah sampai di tempat tersebut penulis disambut oleh Naga berwarna biru dan burung Garuda. Nama dari Naga tersebut adalah Naga Siniwit, sedangkan burung Garudanya bernama Dorma. Kedua mahluk ghaib tersebut adalah peliharaan Imam Brehmani yang ternyata anak kandung Ratu Dyah Ayu Sari istri SSJ.
Kalau kita lihat dengan mata batin maka akan terlihat masa lampau sebelum ada perkampungan seperti sekarang ini. Dulunya tempat tersebut adalah Danau kecil yang dalam airnya. Di Danau tersebut tempat dibuangnya jasad dari Ratu Dyah Ayu Sari istri dari SSJ yang dibunuh oleh Wali Songo dalam keadaan hamil tua.
Setelah itu penulis melanjutkan perjalanan ke sebelah selatan dari tempat Kebo Kenongo yang terdapat sebuah Sendang atau Mata Air, oleh masyarakat setempat disebut Sendang Planangan atau Mata Air Lelaki (karena lahirnya Imam Brehmani laki laki).
Setelah sampai di tempat tersebut penulis disambut oleh Naga berwarna biru dan burung Garuda. Nama dari Naga tersebut adalah Naga Siniwit, sedangkan burung Garudanya bernama Dorma. Kedua mahluk ghaib tersebut adalah peliharaan Imam Brehmani yang ternyata anak kandung Ratu Dyah Ayu Sari istri SSJ.
Kalau kita lihat dengan mata batin maka akan terlihat masa lampau sebelum ada perkampungan seperti sekarang ini. Dulunya tempat tersebut adalah Danau kecil yang dalam airnya. Di Danau tersebut tempat dibuangnya jasad dari Ratu Dyah Ayu Sari istri dari SSJ yang dibunuh oleh Wali Songo dalam keadaan hamil tua.

Sendang
(mata air) Planangan
Sendang (mata air) Planangan
Di tempat tersebut ada sebuah Mata Air, dan tempat tersebut lokasi dimana jasad Ratu Dyah Ayu Sari dibuang dan ditinggal pergi oleh Wali Songo. Pada saat itu Naga Siniwit membawa jasad Ratu Dyah Ayu Sari ke terngah Sendang yang ada daratannya seperti pulau kecil, dan pulau kecil tersebut dijaga oleh burung Garuda Dorma. (pulau kecil tempat jasad istri SSJ ini sekarang berubah menjadi langgar atau surau atau masjid kecil).
Setelah dibuang, Kebo Kenongo berusaha mencari jasad istri SSJ, tretapi tidak ketemu karena jasad istri SSJ sudah masuk ke dimensi alam ghaib dibawa Garuda Dorma dan dijaga oleh Naga Siniwit.
Kalau kita lihat dengan mata batin akan terlihat juga sosok pemuda tampan gagah dengan pakaian kebesaran. Kalau kita lihat baju yang dipakai adalah baju Pangeran dari Kerajaan Majapahit. Dan lelaki gagah yang berpakaian Pangeran ini ternyata anak dari Ratu Dyah Ayu Sari dan Syekh Siti Jenar (Imam Pramono) yang diberi nama Imam Brehmani.
Di tempat tersebut ada sebuah Mata Air, dan tempat tersebut lokasi dimana jasad Ratu Dyah Ayu Sari dibuang dan ditinggal pergi oleh Wali Songo. Pada saat itu Naga Siniwit membawa jasad Ratu Dyah Ayu Sari ke terngah Sendang yang ada daratannya seperti pulau kecil, dan pulau kecil tersebut dijaga oleh burung Garuda Dorma. (pulau kecil tempat jasad istri SSJ ini sekarang berubah menjadi langgar atau surau atau masjid kecil).
Setelah dibuang, Kebo Kenongo berusaha mencari jasad istri SSJ, tretapi tidak ketemu karena jasad istri SSJ sudah masuk ke dimensi alam ghaib dibawa Garuda Dorma dan dijaga oleh Naga Siniwit.
Kalau kita lihat dengan mata batin akan terlihat juga sosok pemuda tampan gagah dengan pakaian kebesaran. Kalau kita lihat baju yang dipakai adalah baju Pangeran dari Kerajaan Majapahit. Dan lelaki gagah yang berpakaian Pangeran ini ternyata anak dari Ratu Dyah Ayu Sari dan Syekh Siti Jenar (Imam Pramono) yang diberi nama Imam Brehmani.

Langgar atau Surau tempat jasad
istri SSJ bersemayam
Kebanyakan ngayal dg dunia gaib ya begini ini nulis asal nulis hasilnya tanpa ada referensi yg jelas dan gaya penulisannya jelas penulis komik.
ReplyDeletejangan saudara lupakan sejarah,karena dari sejarah saudara dilahirkan, kalau saudara punya akal-budi gunakan dengan baik
DeleteNgakunya belajar akal budi, tpi jauh menyimpang dri ajaranya ssj yg penuh welas asih,,,, laaa ini malah memojokkn wali2 yg lain,,, lucu, Ojo rumongso biso, bisoo angrumangsani,,,
DeleteNgakunya belajar akal budi, tpi jauh menyimpang dri ajaranya ssj yg penuh welas asih,,,, laaa ini malah memojokkn wali2 yg lain,,, lucu, Ojo rumongso biso, bisoo angrumangsani,,,
DeleteNgakunya belajar akal budi, tpi jauh menyimpang dri ajaranya ssj yg penuh welas asih,,,, laaa ini malah memojokkn wali2 yg lain,,, lucu, Ojo rumongso biso, bisoo angrumangsani,,,
DeleteParah postingan ini
DeleteMENGAKU DIRI SEBAGAI TUHAN
DeleteSyekh Siti Jenar sudah tidak mau lagi datang ke mesjid Demak. Kemudian dilanjutkan dengan tidak mau Sholat Jum’at. Bahkan tidak mau mengerjakan Sholat Lima Waktu. Murid-muridnya tentu saja turut kelakuan gurunya.
Tentu saja ajaran ini ditentang oleh para wali. Syekh Siti Jenar diberi peringatan namun tetap menyebarkan ajaran yang sesat itu. Padahal para wali sedang gencar-gencarnya menyiarkan agama Islam sesuai dengan Mazhhab Imam Syafii. Sholat adalah tiang agama, jika sholat sudah ditinggalkan pemeluk agama Islam berarti telah merobohkan agama Islam itu sendiri.
Syekh Siti Jenar dipanggil oleh Sunan Giri untuk diajak musyawarah.
Utusan Sunan Giri bernama Santri Kodrat dan Malang Sumirang datang menyampaikan panggilan.
Tuan Siti Jenar diharap datang ke Giri Kedaton kata sang utusan.
Siti Jenar tidak ada, yang ada hanyalah Tuhan yang Maha Esa, jawab Syekh Siti Jenar dari dalam rumah.
Utusan yang sudah dibekali ilmu mantiq itu berkata dengan cerdiknya. Kalau begitu Tuhan yang dipanggil ke Giri Kedaton.
Syekh Siti Jenah berulah, Sekarang Tuhan tidak ada. Yang ada Siti Jenar.
Utusan cepat berkata, ya, Siti Jenar yang ada dipanggil ke Giri Kedaton.
Syekh Siti Jenar menjawab lagi Tuhan tidak memperkenankan Siti Jenar……
Utusan pun tidak mau kalah, cepat dia berkata: kalau begitu Tuhan dan Siti Jenar diminta datang ke Giri Kedaton.
Di dalam sidang ternyata Syekh Siti Jenar tidak mau merubah pendapatnya bahwa dia mendakwakan dirinya Tuhan. Tak perlu mengerjakan Sholat lagi dan tidak ada gunanya syariat. Itu hanya basa basi yang ada hanya hakekat demikian kata Syekh Siti Jenar.
Sunan Kalijaga menyahut, karena itukah tuan Siti Jenar tidak mau mengerjakan sholat?
Apa gunanya sholat? Tukas Siti Jenar. Allah dan Siti Jenar sudah bersatu. Kalau Siti Jenar menyembah Allah, itu berarti Allah menyembah Allah.
Itu ajaran sesat. Jangan hanya mementingkan hakekat. Harus penuhi syariat supaya mesjid tidak kosong dari para jama’ah, kata Sunan Giri.
Siti jenar tetap ngotot dengan pendiriannya. Itu namanya hanya berbuat kesia-siaan. Kalu umur ini hanya dipergunakan untuk sholat berarti waktu hanya habis untuk bersopan santun. Itu ilmunya orang bodoh dan kafir. Kalau orang itu betul-betul pasrah pada hakekatnya adalah persatuan Kawula Gusti.
Sunan Kalijaga cepat menanggapi perkataan Siti Jenar, itu ajaran sesat. Persis ajaran AL-Halaj di bagdad yang berpaham wihdatul Wujud, mengaku dirinya Tuhan Allah. Bila ajaran ini dibiarkan berlarut-larut maka akan membahayakan umat Islam di tanah jawa. Padahal iman mereka baru saja kita bina. Jika ajaran ini menyebar luas, umat Islam pasti akan terpecah belah.
Nabi Muhammad adalah Rasul terpilih, terjaga kesuciannya, namun beliau masih tetap melakukan syariat. Tekun mendirikan sholat. Ini Syekh Siti Jenar yang tidak diketahui asal-usulnya dengan jelas berani mengaku dirinya Tuhan dan tidak mau sholat. Jelas dia bermaksud merusak agama Islam yang kita syiarkan.
Akhirnya sidang para wali yang diketuai oleh Sunan Giri selaku Mufti tanah jawa memutuskan hukuman mati bagi Siti Jenar. Tetapi para wali cukup bijak. Siti Jenar diberi waktu setahun untuk merenung dan bertobat. Siapa tahu dalam waktu 1 tahun itu dia akan menyadari kesalahannya.
Selama 1 tahun sunan Kalijaga mendapat tugas mengawasi gerak gerik Siti Jenar. Ternyata Siti Jenar tidak berubah. Dia tetap berfaham Wihdatul Wujud atau manunggaling Kawula Gusti. Persatuan hamba dengan Tuhannya. Maka setelah lewat 1 tahun hukuman mati itupun dilaksanakan. Bertindak sebagai pelaksana adalah Sunan Kudus selaku Senopati Waliullah.
Walaupun Siti Jenar telah mati, tapi murid-murid nya masih banyak. Diantaranya adalah Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Tingkir, Lontang Asmara, dll.
Mengapa di babad tanah jawa dilukiskan Sunan Kudus seolah-olah membela Arya Penangsang? Karena Sunan Kudus tahu bahwa jalur pewaris ketiga tahta Demak yang sah adalaha ayahanda Arya Penangsang yang bernama Pangeran Seda Lepen. Tetapi
MENGAKU DIRI SEBAGAI TUHAN
DeleteSyekh Siti Jenar sudah tidak mau lagi datang ke mesjid Demak. Kemudian dilanjutkan dengan tidak mau Sholat Jum’at. Bahkan tidak mau mengerjakan Sholat Lima Waktu. Murid-muridnya tentu saja turut kelakuan gurunya.
Tentu saja ajaran ini ditentang oleh para wali. Syekh Siti Jenar diberi peringatan namun tetap menyebarkan ajaran yang sesat itu. Padahal para wali sedang gencar-gencarnya menyiarkan agama Islam sesuai dengan Mazhhab Imam Syafii. Sholat adalah tiang agama, jika sholat sudah ditinggalkan pemeluk agama Islam berarti telah merobohkan agama Islam itu sendiri.
Syekh Siti Jenar dipanggil oleh Sunan Giri untuk diajak musyawarah.
Utusan Sunan Giri bernama Santri Kodrat dan Malang Sumirang datang menyampaikan panggilan.
Tuan Siti Jenar diharap datang ke Giri Kedaton kata sang utusan.
Siti Jenar tidak ada, yang ada hanyalah Tuhan yang Maha Esa, jawab Syekh Siti Jenar dari dalam rumah.
Utusan yang sudah dibekali ilmu mantiq itu berkata dengan cerdiknya. Kalau begitu Tuhan yang dipanggil ke Giri Kedaton.
Syekh Siti Jenah berulah, Sekarang Tuhan tidak ada. Yang ada Siti Jenar.
Utusan cepat berkata, ya, Siti Jenar yang ada dipanggil ke Giri Kedaton.
Syekh Siti Jenar menjawab lagi Tuhan tidak memperkenankan Siti Jenar……
Utusan pun tidak mau kalah, cepat dia berkata: kalau begitu Tuhan dan Siti Jenar diminta datang ke Giri Kedaton.
Di dalam sidang ternyata Syekh Siti Jenar tidak mau merubah pendapatnya bahwa dia mendakwakan dirinya Tuhan. Tak perlu mengerjakan Sholat lagi dan tidak ada gunanya syariat. Itu hanya basa basi yang ada hanya hakekat demikian kata Syekh Siti Jenar.
Sunan Kalijaga menyahut, karena itukah tuan Siti Jenar tidak mau mengerjakan sholat?
Apa gunanya sholat? Tukas Siti Jenar. Allah dan Siti Jenar sudah bersatu. Kalau Siti Jenar menyembah Allah, itu berarti Allah menyembah Allah.
Itu ajaran sesat. Jangan hanya mementingkan hakekat. Harus penuhi syariat supaya mesjid tidak kosong dari para jama’ah, kata Sunan Giri.
Siti jenar tetap ngotot dengan pendiriannya. Itu namanya hanya berbuat kesia-siaan. Kalu umur ini hanya dipergunakan untuk sholat berarti waktu hanya habis untuk bersopan santun. Itu ilmunya orang bodoh dan kafir. Kalau orang itu betul-betul pasrah pada hakekatnya adalah persatuan Kawula Gusti.
Sunan Kalijaga cepat menanggapi perkataan Siti Jenar, itu ajaran sesat. Persis ajaran AL-Halaj di bagdad yang berpaham wihdatul Wujud, mengaku dirinya Tuhan Allah. Bila ajaran ini dibiarkan berlarut-larut maka akan membahayakan umat Islam di tanah jawa. Padahal iman mereka baru saja kita bina. Jika ajaran ini menyebar luas, umat Islam pasti akan terpecah belah.
Nabi Muhammad adalah Rasul terpilih, terjaga kesuciannya, namun beliau masih tetap melakukan syariat. Tekun mendirikan sholat. Ini Syekh Siti Jenar yang tidak diketahui asal-usulnya dengan jelas berani mengaku dirinya Tuhan dan tidak mau sholat. Jelas dia bermaksud merusak agama Islam yang kita syiarkan.
Akhirnya sidang para wali yang diketuai oleh Sunan Giri selaku Mufti tanah jawa memutuskan hukuman mati bagi Siti Jenar. Tetapi para wali cukup bijak. Siti Jenar diberi waktu setahun untuk merenung dan bertobat. Siapa tahu dalam waktu 1 tahun itu dia akan menyadari kesalahannya.
Selama 1 tahun sunan Kalijaga mendapat tugas mengawasi gerak gerik Siti Jenar. Ternyata Siti Jenar tidak berubah. Dia tetap berfaham Wihdatul Wujud atau manunggaling Kawula Gusti. Persatuan hamba dengan Tuhannya. Maka setelah lewat 1 tahun hukuman mati itupun dilaksanakan. Bertindak sebagai pelaksana adalah Sunan Kudus selaku Senopati Waliullah.
Walaupun Siti Jenar telah mati, tapi murid-murid nya masih banyak. Diantaranya adalah Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Tingkir, Lontang Asmara, dll.
Mengapa di babad tanah jawa dilukiskan Sunan Kudus seolah-olah membela Arya Penangsang? Karena Sunan Kudus tahu bahwa jalur pewaris ketiga tahta Demak yang sah adalaha ayahanda Arya Penangsang yang bernama Pangeran Seda Lepen. Tetapi
Nggasruh tenan sing gawe tulisan iki
DeleteNggasruh tenan sing gawe tulisan iki
DeleteAmbilah yg baeq2x saja
ReplyDeleteJgnlh ambil yg tidaq baeq
Itu akn menjadi masalh didirimu itu
Inget itu wahay saodara2 ku....
Ya memang, seseorang yang tidak memiliki pengetahuan ghaib Dan ilmu spiritual hanya akan menganggap cerita tentang SSJ cuma cerita komik Dan khayalan.
ReplyDeleteJangan pernah bilang Allah, kalau belum pernah tahu Allah. Allah itu meninggalkan simbolnya di tubuh kita. Bahkan 26 huruf hijaiyah pun semua ada di tubuh kita. DIA itu ghaib tapi nyata Dan sangat terasa. Itulah yang pernah disampaikan DIA kepada Muhammad : Hai Muhammad, Katakanlah bahwa aku dekat bahkan lebih dekat dengan barang tenggorokan. Muhammad yang mana? Nabi Muhammad? Tentunya bukan. Muhammad yang ADA dalam Quran Dan Syahadat kita bukanlah N Muhammad bin Abdullah, tapi Muhammad utusanNYA (Rasul : Titisan)..
Maaf sebelumnya, kata2 seperti ini sering sy dengar setiap berbicara masalah spiritual "Jangan pernah bilang Allah, kalau belum pernah tau Allah." Tp belum ada yg pernah jelaskan smpai mendetail arti dan maksud dari kata" itu. Mngkin ada bisa menjelaaskan apa isi dari kata" itu
DeleteQuran sejati itu ada dalam hati. Quran itu untuk dikaji, bukan untuk cuma dibaca (ngaji) dengan penterjemahan secara akal saja.
ReplyDeleteBegitu banyak orang berlomba lomba mengumpulkan ibadah, ya shalat, puasa, zakat-infaq-sedekah...,tapi tidak seorangpun mencoba mengenal illah Robb nya dulu.
Sebagai contoh :
Bila seseorang ingin memberikan hadiah kepada seseorang, tentunya yg memberikuasa hadiah harus tahu orang yg diberi hadiah, betul Jan??? Ini adalah simulasi aqli untuk sekedar memahami siklus.
Padahal dalam Quran jelas jelas dikatakan bahwa : yang masuk kedalam surgaKu adalah yang mendapatkan rahmat dari Aku. Tidak pernah dikatakan yg banyak amal ibadahnya.
Apa itu rahmat? Rahmat Bisa diartikan ridho, Bisa juga Kasih sayang.
Seperti kata pribahasa : tak kenal maka tak sayang
Contoh lain :
Maukah anda Menyuruh masuk seseorang ke dalam rumah anda Sementara anda sendiri tidak mengenal orang tsb??? Minimal anda akan bertanya dulu kepada orang tsb : anda siapa, ada keperluan apa Dan anda kenal saya dari siapa, betul??? Begitu pulalah Sang Tunggal pemilik segalanya.
Anda anda tau dengan 99 asmaul husna? Kenapa tidak 100? Karena yg 1 adalah Rahasia DIA. Hanya orang orang yg dikehendakiNya lah yg akan tau 1 itu. Siapa orang yg dikehendakiNya? Ya orang orang yg ingin mencari nur illahi Robb yang sesungguhnya. Janganlah yg 1 Rahasia tsb, yg 99 saja mkin anda abda belum mampu menyingkap simbol tsb. Padahal jelas simbol itu ada di bagian tubuh kita.
Pertanyaannya : mau dibawa kemana amal amal anda, jika anda sendiri tidak kenal dengan DIA sang tunggal.
Mungkin anda anda pernah dengar atau membaca sebelumnya tentang seorang kafir yg beratnya kepada seorang anak muda(Imam syafei muda) tentang " siapa yg membuat Allah "? Dan dijelaskan dgn mudah namun sangat dipahami oleh si kafir dengan akal nya.
Tuhan sudah memberikan alam ini kepada kita untuk belajar banyak Dan menjadikannya contoh untuk mengungkapkan misteri DIA illahi Robb. Ilmh SSJ adalah ilmu yang mengungkapkan ttg illahi Robb itu sendiri. Cuma prosesnya harus mensinergikan hati(naqli) kita dgn akal(aqli), itulah hamba sejati sebagai Khalifah yang sebenar2nya Khalifah di Muka bumi ini..,seperti apa tujuanNYA menciptakan manusia.
Contoh terakhir :
Semua orang bila ditanya apa yg hebat dari sebuah pohon mangga. Semua hampir dipastikan menjawab : " buahnya ".
Pertanyaannya : bila tidak ada akar, adalah buah? Janganlah buah...,pohonnya saja tdk akan prnah ada. Itulah ajar, simbol DIA sang tunggal. DIA berdiri sendiri, tidak butuh siapa siapa. Justru kita yg butuh DIA.
Kenalilah DUA dari sekarang, bnyaklah merenung ttg DIA dan alam semesta..,bukan melamun. Kita sana sama belajar. Bukan ustad, kyai Dan syech sebagai guru. Tpi alam semesta lah guru utama kita.
Quran sejati itu ada dalam hati. Quran itu untuk dikaji, bukan untuk cuma dibaca (ngaji) dengan penterjemahan secara akal saja.
ReplyDeleteBegitu banyak orang berlomba lomba mengumpulkan ibadah, ya shalat, puasa, zakat-infaq-sedekah...,tapi tidak seorangpun mencoba mengenal illah Robb nya dulu.
Sebagai contoh :
Bila seseorang ingin memberikan hadiah kepada seseorang, tentunya yg memberikuasa hadiah harus tahu orang yg diberi hadiah, betul Jan??? Ini adalah simulasi aqli untuk sekedar memahami siklus.
Padahal dalam Quran jelas jelas dikatakan bahwa : yang masuk kedalam surgaKu adalah yang mendapatkan rahmat dari Aku. Tidak pernah dikatakan yg banyak amal ibadahnya.
Apa itu rahmat? Rahmat Bisa diartikan ridho, Bisa juga Kasih sayang.
Seperti kata pribahasa : tak kenal maka tak sayang
Contoh lain :
Maukah anda Menyuruh masuk seseorang ke dalam rumah anda Sementara anda sendiri tidak mengenal orang tsb??? Minimal anda akan bertanya dulu kepada orang tsb : anda siapa, ada keperluan apa Dan anda kenal saya dari siapa, betul??? Begitu pulalah Sang Tunggal pemilik segalanya.
Anda anda tau dengan 99 asmaul husna? Kenapa tidak 100? Karena yg 1 adalah Rahasia DIA. Hanya orang orang yg dikehendakiNya lah yg akan tau 1 itu. Siapa orang yg dikehendakiNya? Ya orang orang yg ingin mencari nur illahi Robb yang sesungguhnya. Janganlah yg 1 Rahasia tsb, yg 99 saja mkin anda abda belum mampu menyingkap simbol tsb. Padahal jelas simbol itu ada di bagian tubuh kita.
Pertanyaannya : mau dibawa kemana amal amal anda, jika anda sendiri tidak kenal dengan DIA sang tunggal.
Mungkin anda anda pernah dengar atau membaca sebelumnya tentang seorang kafir yg beratnya kepada seorang anak muda(Imam syafei muda) tentang " siapa yg membuat Allah "? Dan dijelaskan dgn mudah namun sangat dipahami oleh si kafir dengan akal nya.
Tuhan sudah memberikan alam ini kepada kita untuk belajar banyak Dan menjadikannya contoh untuk mengungkapkan misteri DIA illahi Robb. Ilmh SSJ adalah ilmu yang mengungkapkan ttg illahi Robb itu sendiri. Cuma prosesnya harus mensinergikan hati(naqli) kita dgn akal(aqli), itulah hamba sejati sebagai Khalifah yang sebenar2nya Khalifah di Muka bumi ini..,seperti apa tujuanNYA menciptakan manusia.
Contoh terakhir :
Semua orang bila ditanya apa yg hebat dari sebuah pohon mangga. Semua hampir dipastikan menjawab : " buahnya ".
Pertanyaannya : bila tidak ada akar, adalah buah? Janganlah buah...,pohonnya saja tdk akan prnah ada. Itulah ajar, simbol DIA sang tunggal. DIA berdiri sendiri, tidak butuh siapa siapa. Justru kita yg butuh DIA.
Kenalilah DUA dari sekarang, bnyaklah merenung ttg DIA dan alam semesta..,bukan melamun. Kita sana sama belajar. Bukan ustad, kyai Dan syech sebagai guru. Tpi alam semesta lah guru utama kita.
jujur saya sepakat dengan pemahaman/pandangan anda.
Deletemohon berikan tanggapan tentang "ibadah mahdoh dan ibadah amaliah" berkaitan dengan pemahaman/pandangan anda.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGoblok semuanya sok tau kalian.jadi orang jgn fanatik,kalian belajar ,Mondok Dan lain2 itu untuk diri kalian sendiri.emang siapa ya bs Bantu.kamu tau tauhid Ngak?taumu cm shariat,thorikot,hakekat and makrifat aj.trus tahuhid km tau?bs baca dan arti dan mengerti ngak bs memahami.hai shofi masih ada manusia sprti km.
ReplyDeleteGurumu sapa hai shofi
ReplyDeleteWallahu a'lam
ReplyDeleteAntum pelajari lah agama menurut dari sumber yg benar yaitu dari al quran dan al hadist..jikalau syekh siti jenar benar orang nya seperti tulisan di atas semoga siti jenar di lakanat oleh allah swt dan jikalau tidak benar seperti tulisan di atas semoga syekh siti jenar di bebaskan dari fitnah2 yg keji.
ReplyDeleteAmin
No comment
ReplyDeleteaku percaya,sangat percaya...
ReplyDeleteAllah hu akbar...
ReplyDeletesetau saya bukan kyk gtu critanya bro, tlong di perbaiki lgi. masa' wali di blang slah dan siti jennar yg bnr, wali menumpas siti jennar atas kesesatannya dan kkeliruannya. gua ajar lho ya msa'crtax gtu
ReplyDeleteNabi bersabda " agamamu ya agamamu dan agamaku ya agamaku " bisa diartikan kalau menurut kamu itu yg terbaik lakukanlah dan kalau menurut yg lainnya baik ya lakukanlah... Hanya ALLAH lah yang menilai benar atau salah karena DIA satu-satunya yg berhak menilai...
ReplyDeleteBingung...gujengan cagak...
ReplyDeleteBingung...gujengan cagak...
ReplyDeleteYang tidak percaya Yo tidak apa2
ReplyDeleteTidak tau Yo gak usah membenarkanya
Yang memahami nya jangan di sia2kan
Karena mereka adalah pendahulu2 kita dan kita belum lahir..
Nanti kalian akan tau pada waktunya yaitu setelah ruh lepas dari tubuh
Siapa kalian sebenarnya..
Dan apakah yang harus kalian lakukan selama hdup di dunia ini
Jahaha entut mburut
ReplyDeletengomong... seenaknya aja penulis kaya ada di lokasi aja waktu itu... pemahaman anda bagus sekali alangkah bagus nya... anda berhayal di bawah pohon rambutan sambil ngopi... klo gak punya roko ntar saya beliin,,,
ReplyDeleteDari tulisan Diatas sdh jls versinya, kecenderunganya.
ReplyDeleteUntuk itu bg kita yg sdh berpengalaman, berpendidikan apalagi ahli sejarah sdh tau arah tujuan tulisan di atas dan haluanya.
Bagi saya pribadi mhn maaf tulisan diatas adalah ngaco, ngawur bin mendem semir, tdk pakai refrensi. Hanya memakai imajinasinya sendiri dg pemahaman pribadi.
Doa saya smg Allah SWT. sll membimbingmu dan menunjukan, membukakan fikiran2mu sehingga dihindarkan dr kesalahan2 yg lbh fatal. Amin...
Cerita itu bersumber darimana ya..
ReplyDeleteDan jika dialognya benar2 seperti itu dan ceritanya benar, lantas siapakan yg yg memberi tau sang pencerita??
Soalnya katanya semuanya di bunuh... Mosok penipunya yg cerita....???
Saya pengen ngerti sumber awal ceritanya dan benar2 bisa di oahami🙏🙏🙏